Microsoft Beberkan Rahasia Softwarenya

Saturday, February 23, 2008

Raksasa bisnis komputer Microsoft menyatakan, akan membuka informasi teknis dari sebagian software produksinya untuk memudahkan pengembang open source memanfaatkannya secara gratis.

"Tujuannya untuk mempromosikan interoperabilitas yang lebih besar serta kesempatan bagi konsumen dan pengembang. Hal ini dilakukan dengan membuat produk kami lebih terbuka dan membagi informasi mengenai teknologinya,' ungkap CEO Microsoft, Steve Ballmer.

Microsoft memaparkan, akan membeberkan beberapa detail kode-kode teknis dari software populernya seperti Office 2007 dan sistem operasi Windows Vista. Microsoft memposting sekitar 30.000 halaman mengenai informasi protokol softwarenya secara online yang sebelumnya dirahasiakan, sehingga bisa diakses mereka yang membutuhkannya.

Steve Ballmer menambahkan, Microsoft tak akan lagi menempuh langkah hukum untuk menggugat developer open source jika mereka hendak memanfaatkan keterbukaan software ini untuk tujuan non-komersial. Sebelumnya, Microsoft sering menggugat pengembang open source dengan tuduhan pelanggaran hak cipta.

Tentu saja, langkah Microsoft ini ada latar belakangnya. Seperti dikutip detikINET dari AFP, Jumat (22/2/2008), tindakan ini dilakukan setelah Komisi Eropa berulangkali menginvestigasi Microsoft atas tuduhan monopoli bisnis. Menurut Microsoft, mereka akan melakukan langkah yang diperlukan untuk memenuhi hukum di Eropa.

Meski demikian, Komisi Eropa yang pernah mendenda Microsoft karena dinilai bersalah memanfaatkan dominasinya di pasaran, tampaknya tak begitu terkesan. "Pengumuman ini tak ada kaitannnya dengan pertanyaan apakah Microsoft telah memenuhi aturan hukum Eropa atau tidak," demikian pernyataan mereka.




Read More......

Memikirkan Kembali Sikap Keberagaman Kita

Oleh Luthfi Assyaukanie

  • www.islamlib.com
  • Hari raya ini adalah momentum yang tepat bagi kita semua untuk memposisikan diri kita masing-masing, apakah kita seorang muslim yang dewasa, yang matang, yang tidak terpengaruh oleh isu-isu politik murahan. Marilah kita jadikan hari raya ini sebagai tonggak kehidupan kita di masa depan yang lebih jujur, adil, dan terhormat.


    Pada pagi 1 Syawal 1422 H ini, sekitar satu miliar muslim di seluruh dunia berkumpul di mesjid-mesjid dan di tempat-tempat lapang, untuk menyambut hari yang amat penting dalam salah satu episode kehidupan mereka. Hari raya Iedul Fitri, bagi umat Islam, bukan hanya sekadar hari bersenang-senang dan merayakan kegembiraan, tapi hari itu juga merupakan tanda bagi lembar kehidupan mereka yang baru.

    Hari raya Iedul Fitri bukan hanya momen untuk kita berpakaian baru dan merasakan keakraban baru. Tapi, lebih dari itu, hari raya Iedul Fitri adalah momen untuk kita melihat kembali sejarah hidup kita selama satu tahun ke belakang. Hari raya Iedul Fitri adalah sebuah buku harian yang melaluinya kita membuka catatan-catatan masa lalu kita, untuk kita baca, kita renungkan, dan kita ambil hikmahnya. Iedul Fitri adalah tonggak bagi kita semua untuk me-review atau melihat kembali segala perbuatan dan aktivitas kita di masa silam, untuk kemudian memulai kehidupan baru yang lebih baik dan lebih membahagiakan di masa depan.

    Perilaku Menjengkelkan. Salah satu review yang akan kita lakukan pada hari yang mulia ini adalah menyangkut sikap dan cara keberagamaan kita selama ini yang berimplikasi pada kehidupan sosial kita, pada pergaulan kita sehari-hari, dan bahkan pada kondisi sosial, ekonomi dan politik negara kita. Mungkin ada di antara saudara-saudara yang bertanya, bagaimana mungkin sikap keberagamaan seseorang dapat mempengaruhi kondisi ekonomi-politik sebuah negara? Bukankah cara beragama itu urusan privat (individu) sedangkan persoalan ekonomi-politik adalah urusan publik (masyarakat luas)?

    Perilaku keberagamaan pada dasarnya adalah urusan individual, karena menyangkut hubungan antara seseorang dengan Tuhannya. Tapi, ketika perilaku keberagamaan ini telah disusupi dengan kepentingan-kepentingan tertentu dan dimaknai dengan tafsir-tafsir tertentu, maka urusannya bukan lagi menjadi urusan privat, urusan antara manusia dengan Tuhannya, tetapi telah menjadi urusan publik, urusan yang berimplikasi pada tatanan sosial yang luas.

    Saya ingin memberi satu contoh kecil saja dari perilaku keagamaan yang meskipun tampak sepele tapi mempunyai dampak ekonomi politik yang cukup besar. Beberapa waktu lalu, ketika isu rencana aksi serangan Amerika Serikat ke Afghanistan merebak, sekelompok orang yang mengatasnamakan diri sebagai pembela Islam berencana melakukan sweeping (pembersihan) terhadap warga asing. Orang-orang ini meyakini betul bahwa perbuatan mereka didukung oleh ajaran Islam. Mereka menyitir dan mengeksploitasi dalil-dalil agama (Alquran dan Hadis) untuk membenarkan rencana kekerasan yang akan mereka lakukan.

    Kendati tindakan sweeping itu tak sempat terjadi, tapi sikap semacam itu sangat fatal akibatnya, bukan hanya bagi citra Islam yang tercemar akibat diidentikkan dengan kekerasan, tapi juga bagi kondisi ekonomi-politik negeri kita. Kita tahu, setelah ancaman itu, pemerintah AS tak lama kemudian melarang warganya mengunjungi Indonesia dan melarang para investornya menanamkan modalnya di negeri ini. Akibatnya, bukan hanya investor Amerika saja yang takut untuk menanam modalnya di sini, tapi juga para investor dan turis asing lainnya, takut berkunjung ke negeri ini.

    Bagi yang tidak mengerti persoalan ekonomi dengan baik, peristiwa semacam itu mungkin tak terlalu berarti. Tapi bagi para ahli ekonomi yang bergelut dan berusaha mengatasi krisis berkepanjangan negeri ini, “sikap keberagamaan” semacam itu pastilah sangat menjengkelkan. Apalagi Indonesia saat ini sangat memerlukan bantuan luar negeri untuk menopang kehidupan ekonominya yang sudah bangkrut. Ini hanyalah contoh kecil saja dari sikap-sikap keberagamaan umat Islam yang tampaknya sepele tapi memiliki implikasi yang sangat besar bagi kehidupan sosial-politik kita.

    Penafsiran Harfiah. Sikap-sikap keberagamaan yang keliru muncul dari penafsiran dan pemahaman terhadap agama yang keliru. Kita selalu menganggap bahwa Islam adalah agama perdamaian, agama yang menebarkan kasih-sayang bagi siapa saja, agama yang memiliki Tuhan dengan sifat rahman dan rahim, tapi sayangnya, pada saat yang sama, kita menampakkan wajah Islam yang angker, yang keras, yang berdarah-darah, seolah kita ingin membenarkan tuduhan media Barat selama ini bahwa Islam identik dengan terorisme, bahwa Islam identik dengan kekerasan.

    Gejala kekerasan yang mengatasnamakan agama tak hanya berlaku pada sikap-sikap anti-Amerika pasca peristiwa 11 September. Beberapa kasus pengeboman yang terjadi akhir-akhir ini di Jakarta maupun daerah lainnya, patut disayangkan, juga mengatasnamakan Islam. Semangat puritanisme agama yang cenderung merusak tatanan hidup, seperti perusakan terhadap kepentingan umum, jalan-jalan, dan gedung pendidikan, merupakan cerminan keputusasaan dan kehancuran moralitas umat beragama.

    Perbuatan itu, selain bertentangan dengan aturan dan undang-undang yang berlaku di negeri ini, juga bertentangan dengan semangat ajaran Islam yang paling fundamental. Ketika Nabi Muhammad s.a.w ditanya para sahabatnya tentang siapakah orang yang disebut muslim, Nabi menjawab:

    Orang muslim adalah orang yang dapat memberikan keselamatan kepada orang lain baik dari tangan maupun lidahnya. Orang mukmin adalah orang yang dapat menjaga harta dan jiwa orang lain. (HR. Ahmad).

    Janganlah Anda mengaku sebagai seorang muslim jika orang lain terancam dengan keberadaan Anda, dan janganlah Anda mengaku sebagai seorang muslim jika Anda masih merusak jalan, pohon, rumah ibadah, gedung sekolah, dan kepentingan-kepentingan umum lainnya.

    Kita selalu dianjurkan untuk memahami agama dengan benar. Kita diperintahkan agar jangan mengikuti seseorang tanpa kita mengetahui secara pasti kapabilitas dan integritas keilmuannya. Seorang muslim sejati bukanlah diukur dari pakaian yang dikenakannya, atau dengan sorban dan ikat kepalanya. Islam tak berurusan dengan pakaian, Islam tak berurusan dengan jenggot, dengan sorban, dan dengan aksesori-aksesori kesalihan yang dimaksudkan agar para pemakainya dihormati atau disegani.

    Kebodohan dan kekeliruan sering bersembunyi di balik busana. Ketakwaan dan kesalihan sering disalahpahami dengan mengaitkannya dengan pakaian. Seseorang akan dianggap salih kalau dia memakai “baju tertentu” yang dibelinya dari toko busana muslim. Karena salah persepsi ini, para artis dan selebritis berbondong-bondong mengenakan jilbab atau busana muslim agar dianggap lebih islami dan lebih salih. Kesalihan dan ketakwaan dipahami benar-benar secara literal dan formal. Orang yang tidak mengenakan pakaian khusus dianggap kurang Islami atau kurang pintar ilmu agamanya, padahal kesalihan dan kepintaran tak ada sangkut-pautnya dengan pakaian.

    Praktik beragama dan pemahaman keagamaan yang literal atau harfiah semacam itu, sangat berbahaya jika terus didiamkan. Pada tingkat pakaian, malapetaka itu mungkin belum terlihat, tapi pada tingkat yang lebih jauh, pemahaman-pemahaman literal dapat menjerumuskan sebuah bangsa kepada kekacauan dan kebangkrutan.

    Saya ingin mengambil Afghanistan sebagai contoh sebuah negara yang bangkrut akibat pemahaman Islam yang literal-formalistik. Penguasa Taliban yang memaksakan kehendak mereka untuk menerapkan Islam Literal terbukti tak cukup kuat untuk bertahan lebih lama lagi, karena diprotes dan dikecam oleh masyarakatnya sendiri maupun oleh dunia internasional. Terlepas dari tindakan brutal Amerika Serikat yang membombardir kekuatan mereka, Islam Taliban adalah sebuah jenis Islam Literal yang berbahaya jika diterapkan.

    Kita bisa menyaksikan bagaimana Talibanisme melakukan represi dan kekerasan kepada warganya sendiri yang nota bene kaum muslim juga. Dengan mengatasnamakan Islam, mereka mengharamkan hampir semua aspek kehidupan, dari TV, radio, musik, lipstik, kamera, gambar, patung, dan karya seni lainnya. Islam yang mereka pahami dan praktikkan adalah Islam yang lusuh, terbelakang, dan penuh dengan aroma darah dan kekerasan. Mereka melarang kaum wanita bekerja dan keluar rumah, mereka memaksa para wanita mengenakan burqa atau busana penutup seluruh tubuh. Kaum pria dipaksa memelihara jenggot, dan jika didapati tak berjenggot, mereka akan ditangkap dan dipenjarakan.

    Pluralitas dan Keragaman. Mungkin Talibanisme adalah bentuk paling ekstrem dari pemahaman dan penerapan Islam secara literal. Kita tentu tak ingin praktik-praktik semacam itu berkeliaran di sini, di negeri ini. Karenanya, merupakan tugas kita sebagai kaum muslim terpelajar untuk selalu mengingatkan teman-teman dan masyarakat kita akan bahaya pemahaman Islam secara literal. Pemahaman Islam secara literal bukan hanya dapat menghancurkan citra Islam, tapi juga dapat membuat bangkrut sebuah sistem kehidupan sosial.

    Islam mengajarkan kita untuk menyampaikan ajarannya dengan baik dan penuh kebijakan. Sebagaimana yang difirmankan Allah dalam surah al-Nahl ayat 125. Menyampaikan Islam dengan cara-cara kekerasan bukanlah bagian dari Islam. Mengajak orang kepada kebaikan dengan cara mengancam atau merusak hak-miliknya bukanlah perbuatan Islami. Membela Islam dengan cara meneror dan merusak kepentingan umum bukanlah anjuran Islam, meskipun orang-orang yang mengajak itu “berbusana muslim,” mengenakan serban, dan mengklaim sebagai tokoh Islam.

    Islam menganjurkan kita agar menyuruh manusia kepada kebaikan dan melarang mereka dari kemunkaran (amar makruf nahi munkar). Tapi kita tidak boleh menghapuskan kemunkaran dengan kemunkaran lain. Memperingatkan orang dengan cara merusak adalah kemunkaran. Mengajak orang secara paksa dan dengan kekerasan adalah bentuk lain dari kemunkaran.

    Jika kita ingin membuat orang simpati kepada kita, maka hadirkanlah Islam yang menarik; Islam yang penuh mau’idzah dan hasanah. Sudah saatnya kita memahami kembali konsep-konsep agama yang selama ini merugikan kita dengan pemahaman baru yang lebih sesuai dengan semangat dasar Islam.

    Kita tak mungkin menolak pluralitas atau keragaman, karena semangat dasar Islam adalah plural, seperti dinyatakan Allah dalam surah al-Hujarat ayat 13. Kita juga tak boleh menganggap diri kita paling benar, dan menganggap kita satu-satunya sebagai umat yang berhak masuk surga, sementara orang dari agama lain tak layak masuk surga. Ini jelas-jelas bertentangan dengan ajaran dasar Islam yang ada di dalam Alquran (al-Maidah: 65).

    Ajaran-ajaran dasar Islam tentang pluralitas dan keragaman seperti yang dinyatakan dalam Alquran itu sangat penting untuk kita angkat kembali, khususnya di tengah kondisi sosial kita sekarang ini yang terancam konflik dan perpecahan. Jika kita meyakini bahwa Alquran adalah sumber Islam paling utama, marilah kita kembali kepada Alquran, bukan kepada ajakan dan slogan orang-orang yang mengatasnamakan Islam tapi sesungguhnya tak mengerti Islam.

    Sebagai penutup, saya ingin mengajak kita semua untuk berpikir jernih, berpikir dengan akal sehat yang tidak dikuasai oleh emosi dan obsesi berlebihan. Marilah kita kembali kepada semangat dasar Islam yang damai, adil, dan toleran. Marilah kita memahami Islam secara subtansial dan bukan secara literal. Marilah kita mementingkan isi dan bukan kulit, muatan dan bukan bentuk, makna dan bukan simbol.

    Hari raya ini adalah momentum yang tepat bagi kita semua untuk memposisikan diri kita masing-masing, apakah kita seorang muslim yang dewasa, yang matang, yang tidak terpengaruh oleh isu-isu politik murahan. Marilah kita jadikan hari raya ini sebagai tonggak kehidupan kita di masa depan yang lebih jujur, adil, dan terhormat.



    Read More......

    Sejarah Komputer


    Manusia menggunakan jari untuk mengenali dan membilang nombor satu hingga sepuluh. Selepas itu mereka mula mengenali nombor-nombor yang lebih besar tetapi masih menggunakan digit-digit asas dari 0 hingga 9. Ini mewujudkansistem nombor perpuluhan. Jari-jari digunakan untuk campur dan tolak nombor. Campur tolak nombor-nombor membantu mereka mengira dalam perniagaan barter. Apabila perniagaan semakin berkembang, jari-jari tidak dapat menampung keperluan pengiraan yang bertambah rumit.

    Ahli-ahli perniagaan dari negeri China, Turki dan Yunani menggunakan abakus (sempua) untuk melakukan pengiraan asas campur, tolak dan darab bermula beribu tahun lepas. Abakus mengandungi batu-batu yang dipasang pada beberapa bar. Semua pengiraan dilakukan dengan mengubah kedudukan batu-batu itu.



    Pada tahun 1617, John Napier mengemukakan sifir logaritma dan alat dipanggil tulang Napier (Napier's bones). Di samping pengiraan asas campur, tolak, darab dan bahagi, alat ini juga boleh mencari punca kuasa nombor. Tulang Napier diperbuat daripada tulang, kayu, logam dan kad. Pengiraan dilakukan dengan menyilang nombor-nombor pada segiempat dengan tangan.

    Blaise Pascal mencipta mesin kira mekanikal pertama pada tahun 1642. Mesin ini beroperasi dengan menggerakkan gear pada roda. Pascal juga telah banyak menyumbang idea dalam bidang matematik dan ilmu kebarangkalian. Mesin kira Pascal telah dimajukan oleh William Leibnitz.

    Pada tahun 1816, Charles Babbage membina 'the difference engine'. Mesin ini boleh menyelesaikan masalah pengiraan sifir matematik seperti logaritma secara mekanikal dengan tepat sehingga dua puluh digit. Mengikut draf yang dicadangkannya, mesin ini menggunakan kad tebuk sebagai input, boleh menyimpan kerja-kerja sebagai ingatan, melakukan pengiraan secara otomatik dan seterusnya mengeluarkan output dalam bentuk cetakan pada kertas.

    Konsep mesin ini memeranjatkan ahli-ahli sains pada masa itu kerana dianggap terlalu maju. Projek pembinaan ini walau bagaimanapun terbengkalai kerana ketiadaan sokongan teknikal yang dianggap terlalu maju pada masa tersebut. Babbage kemudian menumpukan perhatiannya kepada 'the analytical engine'. Kekurangan teknologi pada masa tersebut juga menyebabkan projek ini ditangguhkan. Walaupun gagal menyiapkan kedua-dua mesin, idea Babbage didapati amat berguna kepada pembentukan komputer moden pada hari ini. Semua komputer pada hari ini menggunakan model mesin seperti yang dicadangkan oleh Babbage, iaitu input, ingatan, pemprosesan dan output.

    Kad tebuk pertama kali digunakan sebagai alat input dalam industri tekstil pada mesin penenunan otomatik ciptaan Joseph Jecquard pada tahun 1801. Mesin ini membaca data dengan mengenalisa kod-kod lubang pada kertas. Konsep lubang dan tiada lubang ini menandakan permulaan penggunaan nombor binari dalam pemprosesan data.

    Herman Hollerith mempopularkan penggunaan kad tebuk sebagai alat input data. Mesinnya yang menggunakan kad tebuk berjaya memproses data untuk membanci penduduk Amerika Syarikat pada tahun 1887. Penggunaan kad tebuk kemudiannya diperluaskan kepada bidang-bidang seperti insuran, analisa jualan dan sistem akuan kereta.

    Howard Aiken memperkenalkan penggunaan mesin elektromakenikal dipanggil Mark I pada tahun 1937. Satu bahagian mesin ini adalah elektronik dan sebahagian lagi mekanikal. Bentuknya besar dan berat serta mengandungi talian wayer yang panjang. Semua operasi di dalam komputer dijalankan oleh geganti elektromagnetik. Mark I boleh menyelesaikan masalah fungsi-fungsi trigonometri di samping pengiraan asas. Sungguhpun demikian ia masih dianggap lembab dan terhad oleh kerana jumlah storan ingatan yang sedikit.

    Komputer-komputer selepas tahun 1940 adalah elektronik sepenuhnya. Di samping pengiraan yang kurang tepat mesin-mesin mekanikal sebelum ini adalah terlalu besar, menggunakan kos yang tinggi untuk mengendalikannya dan memerlukan terlalu banyak tenaga manusia untuk pengawasan.

    Evolusi komputer selepas tahun 1940 boleh dikelaskan kepada lima generasi. Angka dalam kurungan menandakan tarikh anggaran.

    Generasi Pertama (1940 - 1959)
    Generasi Kedua (1959 -1964)
    Generasi Ketiga (1964 - awal 80-an)
    Generasi Keempat (awal 80-an - ?)
    Generasi Kelima (masa depan)

    Generasi Pertama
    Komputer-komputer generasi pertama menggunakan tiub-tiub vakum untuk memproses dan menyimpan maklumat. Tiub vakum berukuran seperti mentol lampu kecil. Ia menjadi cepat panas dan mudah terbakar. Beribu-ribu tiub vakum diperlukan pada satu masa supaya setiap yang terbakar tidak menjejaskan operasi keseluruhan komputer. Komputer juga menggunakan tenaga elektrik yang banyak sehingga kadang-kadang menyebabkan gangguan pada kawasan sekelilingnya.

    Komputer ini adalah 100% elektronik, berfungsi untuk membantu ahli sains menyelesaikan masalah pengiraan trajektori dengan pantas dan tepat. Saiznya amat besar dan boleh dikelaskan sebagai kerangka utama (main frame) . Contoh komputer generasi pertama seperti ENIAC (Electronic Numerical Integrator And Calculator) dicipta oleh Dr John Mauchly dan Presper Eckert pada tahun 1946.

    Perkembangan yang paling dihargai ialah permulaan komputer menyimpan ingatan di dalamnya, dikenali sebagai konsep aturcara tersimpan (stored program concept). Konsep yang dicadangkan oleh John von Neumann ini juga menitikberatkan penggunaan nombor binari untuk semua tugas pemprosesan dan storan.

    Dr. Mauchly dan Eckert juga membantu pembinaan komputer EDVAC (Electronic Discrete Variable Automatic Computer) yang mengurangkan penggunaan tiub-tiub vakum. Pengiraan juga menjadi lebih cekap daripada ENIAC. EDVAC menggunakan sistem nombor binari dan konsep aturcara tersimpan.

    Komputer EDSAC (Electronic Delay Storage Automatic Calculator) memperkenalkan penggunaan raksa (merkuri) dalam tiub untuk menyimpan ingatan. Cara ini didapati lebih ekonomi daripada tiub vakum tetapi pada amnya ia masih dianggap terlalu mahal. EDSAC dimajukan oleh Unviersiti Cambridge, England.

    Pada tahun 1951 Dr. Mauchly dan Eckert mencipta UNIVAC I (Universal Automatic Calculator) komputer pertama yang digunakan untuk memproses data perniagaan. Turut menggunakan tiub raksa (merkuri) untuk storan. UNIVAC I digunakan oleh Biro Banci Penduduk Amerika Syarikat. Selepas kejayaan ENIVAC I banyak komputer-komputer berkaitan pengurusan dan perniagaan muncul selepasnya.


    Genarasi kedua
    Komputer-komputer genarasi kedua menggunakan transistor dan diod untuk menggantikan tiub-tiub vakum, menjadikan saiz komputer lebih kecil dan murah. Daya ketahanan transistor didapati lebih baik kerana ia tidak mudah terbakar jika dibandingkan dengan tiub vakum. Cara baru menyimpan ingatan juga diperkenalkan iaitu teras magnetik. Teras magnetik menggunakan besi-besi halus yang dililit oleh litaran elektrik. Keupayaan pemprosesan dan saiz ingatan utama komputer juga bertambah. Ini menjadi komputer lebih pantas menjalankan tugasnya.

    Kemunculan FORTRAN dan COBOL menandakan permulaan bahasa peringkat tinggi untuk menggantikan pengaturcaraan dalam bahasa mesin yang lebih sukar. Dengan yang demikian pengendalian komputer menjadi lebih mudah.

    Era ini juga menandakan permulaan minikomputer iaitu yang kedua terbesar dalam famili komputer. Harganya lebih murah berbanding daripada kerangka utama. Komputer DEC PDP- 8 ialah minikomputer pertama dicipta pada tahun 1964 bagi memproses data-data perniagaan. Lain-lain komputer dalam generasi ini ialah IBM 7090 dan IBM 7094.


    Generasi ketiga
    Penyelidikan mikroelektronik yang pesat berjaya menghaluskan transistor kepada saiz mikroskopik. Beberapa ratus ribu transistor ini dapat dipadatkan ke dalam kepingan segiempat silikon melalui proses yang dipanggil pengamiran skala besar (large scale integration, LSI), untuk menghasilkan litar terkamir atau lebih dikenali dengan panggilan cip.

    Cip mula menggantikan transistor sebagai bahan logik komputer. Saiz cip yang kecil menjadikannya popular digunkan dalam kebanyakan alat elektronik dan harganya jauh lebih murah berbanding dengan komponen elektronik yang lain.

    Jenis terkecil dalam famili komputer, mikrokomputer muncul dalam generasi ini. Mikrokomputer menjadi lebih cepat popular seperti jenama Apple II, IBM PC, NEC PC dan Sinclair. Mikrokomputer didapati amat praktikal kepada semua peringkat masyarakat kerana saiznya lebih kecil, harga yang murah dan kebolehannya berfungsi bersendirian. Sebuah mikrokomputer berupaya mengatasi komputer ENIAC dalam menjalankan sesuatu tugas.

    Banyak bahasa pengaturcaraan muncul seperti BASIC, Pascal dan PL/1. Kebanyakan mikrokomputer dibekalkan dengan pentafsir bahasa secara bina-dalam di dalam cip ROM untuk membolehkan bahasa BASIC digunakan. Ini menjadikan BASIC bahasa pengaturcaraan yang paling popular pada mikrokomputer.


    Generasi keempat
    Cip masih digunakan untuk pemprosesan dan menyimpan ingatan. Ia lebih maju, mengandungi sehingga beratus ribu komponen transistor didalamnya. Proses pembuatan cip teknologi tinggi ini dipanggil pengamiran skala amat besar (very large scale integration, VLSI). Pemprosesan dapat dilakukan dengan lebih pantas, sehingga berjuta bit sesaat. Ingatan utama komputer menjadi lebih besar sehingga menyebabkan storan skunder kurang penting. Teknologi cip yang maju ini mendekatkan jurang di antara mikrokomputer dengan minikomputer dan juga mikrokomputer dengan kerangka utama. Ini juga mewujudkan satu lagi kelas komputer dipanggil superkomputer, yang lebih pantas dan cekap berbanding kerangka utama.


    Generasi kelima
    Generasi kelima dalam siri evolusi komputer mungkin belum wujud lagi dan ia merupakan komputer impian masa depan. Rekabentuk komputer generasi kelima adalah lebih kompleks. Ia dijangka mempunyai lebih banyak unit pemproses yang berfungsi serentak untuk menyelesaikan lebih daripada satu tugas dalam satu masa.

    Komputer generasi ini juga mempunyai ingatan yang amat besar supaya membolehkannya menyelesaikan lebih banyak masalah yang kompleks. Unit pemprosesan pusat juga mungkin boleh berfungsi kepada paras seperti otak manusia. Komputer impian ini dijangka mempunyai kepandaian tersendiri, mengesan keadaan sekeliling melalui pengelihatan dan bijak mengambil sesuatu keputusan bebas daripada kawalan manusia. Sifat luar biasa ini disebut sebagai "artificial intelligence".

    Read More......

    Kategori