Marx Untuk Pemula

Sunday, June 04, 2006

Mengenal Karl Marx Lewat Komik

Karl Marx dan Marxisme, banyak orang merinding mendengarnya saat rezim orde baru berkuasa. Bagaimana tidak? ribuan orang telah menjadi tumbal politik karena dicap marxist dan komunis. Sedemikian mengerikankah Marx dan Marxismenya? sehingga rezim orde baru begitu ketakutan dan mengalami phobia yang berkepanjangan terhadap aliran pemikiran ini. Pelarangan ajaran Marxisme secara total, memang telah menutup pemahaman publik terhadap Marxisme itu sendiri, publik hanya mengenal bayangan hitam Marxisme sebagai "setan" yang berbahaya, tanpa kesempatan mengenal bagaimana Marxisme dipahami dalam wacana intelektual dan ilmiah.Pergesekan wacana publik yang telah sedemikan lama membeku memang masih menyisakan trauma-trauma politik di masa lalu, tidak terkecuali di jaman reformasi sekarang ini. Memang akhir-akhir ini buku-buku kiri begitu marak diterbitkan, dan konon laku keras di pasaran. Bagaikan kran yang terbuka setelah tersumbat selama 32 tahun rezim orba, kini antusiasme publik terhadap hal-hal yang berbau kiri begitu tinggi dari buku hingga barang-barang merchandise semacam tas, poster atau syal. Bahkan ada kecenderungan terjadi komodifikasi hal-hal yang berbau kiri, apakah kiri telah bergeser menjadi trend bukan sebagai keterterikan ideologis? Saat kapitalisme, hedonisme dan budaya pop menemukan jamannya. Siapapun bisa membeli Che Guevara lewat sepotong poster dan tas atau menikmati Lenin dalam nyamannya kaos oblong. Nah, apa salahnya kita berkenalan dengan Marx melalui lembar-lembar komik.

Buku komik Marx Untuk Pemula setebal 155 halaman ini--setelah sempat bergerilya dalam bentuk komik fotokopian dari tangan ke tangan di kalangan aktivis kiri di kampus-kampus--adalah terjemahan dari Marx for Begginer karangan Rius (seorang kartunis dari Mexico).. Pemikiran-pemikiran Marx yang radikal memang sangat akrab di sebagian kaum muda kita. Ide-ide tentang pertentangan kelasnya telah banyak diadopsi dalam berbagai pemikiran-pemikiran sosial. Terus terang. jika berbicara teori kelas kita tak bisa mengabaikan pemikiran Marx.

Membaca Marx dalam format komik tentu lebih menyenangkan daripada anda membacanya dalam buku-buku tebal (dijamin membikin kening anda pasti berkerut-kerut!). Sebagaimana judulnya, komik ini diperuntukkan bagi pemula yang ingin mengetahui siapakah Marx beserta Marxismenya. Melalui gaya yang jenaka Rius mengurai Marx dengan menelusuri latar belakang pemikirannya, kehidupan pribadi serta ide-ide besar yang dihasilkannya. Dengan menelusuri latar belakang pemikiran Marx, komik ini sekaligus menjadi pengantar filsafat yang ringkas. Di sini anda akan berjumpa dengan Hegel, Kant, Feuerbach, Descartes, Spinoza bahkan filsuf-filsuf seperti Heraclitus, Phytagoras, Socrates, Aristoteles, Democritus dan Plato tidak ketinggalan ikut nongol juga. Layaknya sebuah sejarah pemikiran, Marx adalah salah satu tonggaknya.

Lahirnya sebuah pemikiran tentu tidak bisa lepas dari konteks jamannya, begitu juga Marx. Penggambaran kehidupan pribadi Marx akan memudahkan kita memahami gejolak-gejolak pemikirannya. Kehidupan pribadi Marx sendiri ternyata sangat memprihatinkan, selalu dalam kubangan kemiskinan. Marx tersingkir dari pekerjaan dan negaranya justru karena tulisan-tulisan dan pemikirannya. Marx sekeluraga beruntung memiliki seorang sahabat seperti Engels yang membantunya di saat krisis. Engels juga yang kelak menyelessaikan dua jilid terkahir berdasar catatan Marx dari tiga jilid karya besar Das Kapital yang hanya sempat diselesaikan Marx satu jilid saja. Marx meninggal dalam keadaan sakit dengan kondisi yang sangat miskin. Ide-ide Marx telah mengubah dunia, banyak perubahan-perubahan dan gerakan-gerakan masyarakat seperti di Kuba, Rusia, China, Chili, Vietnam bahkan Indonesia terinspirasi oleh pemikiran-pemikiran Marx. Kritiknya terhadap kapitalisme, penindasan kelas, alienasi, dialektika, materialisme historis sampai cita-cita masyarakat tanpa kelas, masih menjadi perdebatan sampai sekarang.

Secara ringkas, komik ini cukup membantu untuk memahami Karl Marx dan pemikirannya. Gambar-gambar dan teks yang disajikan bisa diandaikan sebagai sebuah potongan-potongan rekaman sejarah perjalanan panjang pemikiran manusia. Karl Marx boleh mati, tapi Marxisme telah membelah dunia menjadi dua. Mereka yang memujanya dan mereka yang mencaci-makinya.

--------------------------------------

Agung Arif Budiman
Editor Komikaze99.com

Kategori