sepak bola bukan politik, SCTV bangsat!!!

Wednesday, June 14, 2006

sindrom piala dunia telah mulai menyebar di seluruh dunia, tak terkecuali indonesia. sejenak melupakan seluruh kebobrokan bangsa ini, kasus korupsi, pengadilan soeharto, ham, masalah kesehatan, semakin tingginya angka pengangguran dan kemiskinan. virus piala dunia benar-benar telah meracuni sebagian besar masyarakat kita, hingga seolah-olah atau memang telah melupakan kalau bangsa kita bukanlah bangsa yang mapan, sehingga dengan banyak bersantai menikmati tontonan piala dunia hingga subuh hari. baik jika mereka tetp sadar bangun pada pagi hari dan bekerja kembali. 'beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa efektifitas kerja masyarakat indonsia khususnya bagi para pegawai negeri sangatlah kurang' pertanyaannya kemudian? pada hari normal saja mereka sering datang terlambat, belum waktu pulang sudah ada di rumh dan di jam kerja pun terlihat di tempat umum seperti mall. apakah denan kondisi tuuh yang lemas karena kurang istirahat dapat menghasilkan sebuah kerja yang baik..?? mohon untuk direnungkan.....
namun, ada hal yang menarik dalam perhelatan piala dunia ini. beberap hari berturut-turut di setiap penayangan pertandingan pertama piala dunia,pukul 21.00 WIB seorang sosok yang tidak asing bagi masyarakat indonesia, tapi bukanlah seorang penggemar bola, olahragawan, pembawa acara olahraga ataupun hal-hal yang menyangkut dunia olahraga. beliau adalah TITIK PRABOWO, bertindak sebagai seorang pembawa acara yang memandu para kmentator untuk mengulas jalannya pertandingan. teman-teman mungkin bertanya-tanya akan hal tersebut, bukan hanya karena tidak adanya hubungan dengan olahraga, bahkan orang awam pun dalam dunia sepakbola dapat menilai kalu dia tidaklah pantas membawa acara tersebut secara frofesional (memandu acara dengan baik), sangat burukkkk.... maka wajar ketika orang-orang mempetanyakannya. apa hubungannya petandingan ini dengan titik prabowo sebagai pembawa acara??? tak lain adalah sebuah panggung politik yang berusaha dibawa kedunia olah raga, yang tak terlepas dari pro kontra penanganan hukum kasus soeharto, keluarga cendana berusaha kembali tampil di kancah perpolitikan bangsa ini, dengan berbagai manuver yang dilakukan, termasuk menarik simpati masyarakat hususnya bagi penggila bola, seakan-akan kehadiran titik sebagai pembawa acara menegaskan bahwa tanpa mereka (cendana-red) tema-teman penggila bola mungkin sulit menonton piala dunia di SCTV, karena merekalah salah satu penggalang dana bagi kegiatan tersebut. dunia olahraga pun dengan slogan "fair play"-nya belum mampu seutuhnya untuk mewujudkan sebuah pertandingan yang sportif, bagaimana jika politik praktis pun mulai masuk di dalamnya???.

Kategori